Padang - Salah satu dosen Program Studi Susastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB UNAND) memanfaatkan Dana Indonesiana Kemendikbudristek untuk mengkaji Manuskrip Minangkabau dengan judul kegiatan "Potensi Iluminasi Manuskrip Minangkabau Sebagai Inspirasi Pengembangan Desain Motif Kain". (01/10/22).

Dosen yang melakukan kegiatan tersebut adalah Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. Secara umum, tujuan kajian ini adalah tersedianya satu media yang dapat menjadi referensi dan inspirasi terkait pengembangan dan pemanfaatan iluminasi manuskrip Minangkabau untuk desain motif kain. Secara khusus, kajian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan dan mendigitalkan seluruh iluminasi manuskrip di Sumatera Barat, Menjelaskan makna ragam iluminasi yang terdapat di dalam manuskrip tersebut, Merekayasa iluminasi tersebut menjadi beragam desain motif kain, Menyusun katalog iluminasi manuskrip dan desain motif kain yang diakses secara luring dan daring, dan Merancang beberapa alternatif produk kain (batik, tenun, dan songket) berbasis iluminasi manuskrip Minangkabau dan didaftarkan hak cipta dan desain industrinya.

Secara akademik, hasil kajian terhadap potensi salah satu objek pemajuan kebudayaan di Sumatera Barat ini dapat dijadikan model dan modal ilmiah bagi pemanfaatan dan pengembangan khazanah manuskrip untuk kekinian dan masa depan. Hal ini sekaligus untuk mengisi kekosongan kajian terkait pemanfaatan dari khazanah warisan budaya untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat. Secara praktis, hasil kajian ini dapat menghasilkan media yang dapat dijadikan inspirasi, baik secara luring maupun daring, untuk pengembangan usaha fesyen bagi masyarakat luas. Jika selama ini para pelaku usaha fesyen di Sumatera Barat hanya mengandalkan ragam desain ukiran rumah gadang, maka dari hasil kajian ini akan menambah sumber inspirasi pengembangan produk fesyen yang akan dihasilkan.

Kajian objek pemajuan kebudayaan ini dilaksanakan pada pada 1 Oktober 2022 s.d. 30 Agustus 2023. Adapun tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah beberapa tempat di Sumatera Barat (minus Kepulauan Mentawai) yang diduga kuat merupakan skriptorium (tempat penulisan dan keberadaan manuskrip) Minangkabau.